Selasa, 22 Desember 2015

23 JUNI 2015 PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA BUMIJAYA


 Sabtu, 20 Juni 2015 |
 
 

PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA BUMIJAYA

Pesta rakyat kembali dimulai, seluruh rakyat di seluruh desa di penjuru tanah air riuh gemuruh menyuarakan pesta kemenangan pemilihan umum kepala desa. Pemilihan umum yang dilakukan serentak di sejumlah desa di seluruh Kabupaten Serang tersebut bertujuan untuk menentukan pemimpin sebuah desa. Masing-masing masyarakat memiliki harapan tinggi terhadap calon-calon pemimpin mereka agar dapat mengemban amanah dengan baik dan membawa kehidupan mereka ke arah yang lebih baik, baik dilihat dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.Pemilihan kepala desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu pemilihan Kepala desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan jabatan yang dapat diduduki oleh warga biasa. Pilkades sangat membantu masarakat desa karena merupakan wadah demokrasi untuk masyarakat desa dalam hal kebebasan untuk di pilih atau memilih Pimpinan Desa, untuk memimpin kepemerintahan desa kedepan sesuai dengan hati nurani masyarakat di desa. Usia minimal Kepala Desa adalah 25 tahun, dan Kepala Desa haruslah berpendidikan paling rendah SLTP, penduduk desa setempat. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dilakukan oleh Panitia Pemilihan, dimana dibentuk oleh BPD, dan anggotanya terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.Cara pemilihan Kepala Desa dapat bervariasi antara desa satu dengan lainnya. Pemilihan Kepala Desa dan masa jabatan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat. Begitu pula halnya yang terjadi di beberapa desa di wilayah kabupaten Serang, seperti salah satunya adalah Desa Bumijaya. Pada pemilihan umum Kepala Desa kali ini, Desa Bumijaya mencalonkan 5 orang calon kepala desa diantaranya adalah H. Johari, Jubaedah, Munta, Uus dan Sahrul. Masing-masing saling menonjolkan program-program unggulannya untuk menarik jumlah simpatisan. Semakin membaur kepala desa tersebut dengan masyarakat maka kemungkinan akan terpilih biasanya akan semakin besar. Semua calon kepala desa tersebut telah memenuhi standar kualifikasi untuk menjadi kepala desaDi tengah terik mentari seperti sekarang ini, apalagi saat ini adalah bulan suci Ramadhan dimana para warga sedang melaksanakan ibadah puasa tidak mengurangi antusiasme warga untuk menyalurkan hak suara mereka. Terlihat dari sejumlah antrian yang panjang di 3 TPS membuat kekhidmatan dari proses pemilihan kepala desa semakin kian terasa. Dari yang muda sampai yang sudah tua renta bahkan yang memiliki keterbatasan secara fisik pun turut serta dalam pemilihan kepala desa ini. Panitia sendiri sudah menyediakan sejumlah transportasi untuk menjemput warga yang memiliki keterbatasan fisik atau warga yang sedang sakit. Hal ini bertujuan agar semua warga turut brpartisipasi dalam pesta rakyat tersebut.Setelah melewati proses yang panjang, dari mulai persiapan, pemilihan, sampailah pada tahap pengumuman hasil kepala desa terpilih. Dari kelima calon tersebut akhirnya terpilihlah satu nama yang akan menjadi pemimpin Desa Bumijaya kelak sampai 5 tahun yang akan datang sebelum pemilihan kepala desa berikutnya diselenggarakan. Kepala desa terpilih di desa Bumijaya jatuh kepada tangan Uus dengan nomor urut pemilihan 4. 
Setelah diumumkannya hasil pemungutan suara tersebut sontak membuat seluruh warga senang dan girang terutama seluruh pendukung dan tim sukses dari kepala desa Bumijaya terpilih tersebut. Harapan dari seluruh masyarakat desa Bumijaya adalah kepala desa tersebut dapat membawa pembaharuan terhadap kemajuan Desa Bumijaya dan lebih meningkatkan potensi-potensi Desa tersebut, diantaranya yaitu aspek pertanian, yang menjadi mayoritas komoditi para warga. Serta tak kalah pula sektor yang lainnya. 
Semoga dengan terpilihnya kepala desa Bumijaya yang baru tersebut dapat memberikan dampak positif bagi desa dan seluruh elemen masyarakatnya.

Turun Temurun Lestarikan Gerabah Banten


 Serang, Siapa yang tak mengenal gerabah, alat-alat dapur untuk masak-memasak dan sebagainya yang dibuat dari tanah liat kemudian dibakar. Di Provinsi Banten, tepatnya di Desa Bumi Jaya, Ciruas, Serang, warganya secara turun temurun memuat gerabah. Desa ini hanya berjarak 15 kilometer dari Kota Serang.

Sentra pengrajin yang masih menggunakan alat sederhana tersebut teryata menembus pasaran di luar Banten. Berbagai motif dan bentuk dibuat secantik mungkin untuk menarik pembeli yang biasa langsung datang ke Desa Bumi Jaya. Selain gentong berukuran besar, peralatan dapur dari tanah liat juga mendominasi produksi rumahan tersebut.

Menurut Kasim, salah seorang pengrajin, baru-baru ini, biasanya ia membuat gerabah berukuran besar sesuai dengan permintaan pemesan. Pemesannnya, kata Kasim, berasal dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, hingga Pulau Dewata. Kualitas tanah liat yang sangat baik membuat tak sedikit hotel berbintang lima di kota besar memesan gerabah dari desa terpencil ini. Untuk harganya, tergantung ukuran gerabah. 
Kasim juga menambahkan, banyak warga di kampungnya di bawa ke berbagai daerah untuk memberikan matera dan pengajaran tehnik pembuatan gerabah tersebut, bahkan mereka di bawa ke Bali, Surabaya dan lain-lain. 
Namun kini disayangkan, banyak warga yang hanya menjual tanah liatnya saja kepada pembeli, karena tanah liat atau lempung dari desa ini termasuk kwalitas tanah nomor satu untuk gerabah di Indonesia. 
Jika anda berminat untuk membeli gerabah, datang saja ke Desa Bumi Jaya, karena gerabah di sana banyak bermotifkan Kesultanan Banten, dengan ornament cantik di setiap gerabahnya. (asm)

Melihat Kunjungan Parlemen Negara Afganistan di Kecamatan Ciruas


CIRUAS – Kecamatan Ciruas belum lama ini kedatangan tamu dari parlemen Afganistan yang melakukan studi banding tentang pengentasan kemiskinan di tingkat pedesaan. Desa yang dituju oleh tamu dari Afganistan tersebut yaitu Desa Pelawad. Desa Pelawad merupakan salah satu desa yang dinilai berhasil dalam upaya menjalankan roda pemerintahannya. Lingkup kerja di Pelawad tersusun rapi dari tingkat RT sampai kepala desa. Selain itu, terjalin kekompakan dalam mengatasi permasalahan, mulai dari persoalanan pelayanan sampai pengentasan kemiskinan. “Untuk pelayanan, Desa Pelawad sudah menggunakan teknologi informasi yang dapat diakses secara online,” kata Camat Ciruas Ida Nuraida kepada Banten Raya.
Menurut Ida, penggunaan sistem online adalah bagian dari upaya desa dalam memaksimalkan pelayanan dan tertib administrasi. Di samping itu juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi desa. “Seperti halnya sekarang ini, kita bisa langsung menampilkan program dan kinerja desa melalui media komputer pada pihak otoritas Afghanistan. Karena semua datanya sudah terkumpul dalam data base,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Ida menjelaskan secara detail tentang perjalanan roda pemerintahan Desa Pelawad dari mulai pembangunan infrastruktur jalan maupun sarana dan prasarana publik, hingga sejumlah prestasi yang sudah di raih oleh Desa Pelawad.
Satu diantaranya yaitu penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri terkait dengan pengelolaan raskin yang lancar. “Bahkan mendapatkan pengakuan untuk dijadikan percontohan tingkat nasional karena telah membentuk tim Gerakan Peduli Warga Tidak Mampu (GPWTM) yang bertugas mempercepat dan memperlancar pendistribusian raskin,” katanya. Sekretaris Camat Ciruas Mochamad Agus mengatakan, kedatangan parlemen Afganistan karena tertarik dengan penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya (APE) oleh Kabupaten Serang. “Adapun warga yang menjadi pilot project yaitu Desa Pelawad, Bumi Jaya, dan Desa Citerep. Dimana ketiga desa tersebut menjadi sampel tim penilaian APE dari pihak pusat pada bulan November lalu,” katanya. PURNAMA

Dinas Wajib Koleksi Gerabah Bumijaya


Wakil Bupati Serang Rt Tatu Chasanah meninjau gerabah yang diproduksi oleh warga Desa Bumijaya, Kecamatan Ciruas, Senin (15/6).

CIRUAS - Wakil Bupati Serang Rt Tatu Chasanah mewajibkan dinas dan kecamatan di Pemkab Serang menyimpan ornamen gerabah buatan perajin warga Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas di depan kantor. 
“Selain di dinas dan kecamatan di kantor-kantor, perusahaan di Kabupaten Serang juga harus ada ornamen gerabah. Masak disuruh beli buat pajangannya gak mau.

Ini upaya membantu pemasaran perajin gerabah Bumi Jaya,” kata Tatu saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan badan hukum koperasi, tungku gerabah dan pencanganan Desa Bumi Jaya sebagai desa wisata di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Senin (15/6).

Tatu menjelaskan, gerabah yang dipajang bisa menjadi ajang promosi kepada tamu yang datang ke kantor dinas atau kantor kecamatan. “Itu bagus buat pemasaran. Apalagi kita tahu  gerabah Bali kalah jauh
dengan kualitas gerabah buatan perajin Bumi Jaya ini. Allah telah memberikan potensi alam tanah liat kualitas terbaik dan ini harus dimanfaatkan,” katanya.

Diungkapkan Tatu, potensi tanah liat berkualitas terbaik ini perlu dijaga. "Bupati sudah mengeluarkan aturan larangan membawa tanah liat dari sini ke luar daerah.Ayo kita besarkan, majukan kalau kita kelola tanah liat sendiri. Bukan mengirim tanah liat tetapi produksinya. Kita bangkitkan UKM di sini untuk mengurangi pengangguran,” katanya.

Dikatakan Tatu, pemerintah memiliki tugas mendorong kemajuan UKM-UKM seperti sekarang ini. "Pemerintah menyelenggarakan pelatihan terhadap para perajin gerabah.Terus mengajak studi banding ke Yogyakarta dan mendatangkan tutor atau pelatih ke sini. Hanya kita punya PR besar dalam pesaran untuk itu saya mewajibkan dinas pesan gerabah,” katanya.

Konsep Desa Bumijaya menjadi desa wisata sebenarnya sudah digulirkan sejak beberapa tahun lalu. “Kalau kita sudah menetapkan menjadi desa wisata secara mental masyarakatnya harus siap dalam menerima tamu, harus siap ramah dan murah senyum jangan masem. Coba liat di Bali sana, dari sopir taksi sampai masyarakat ramah pada turis, terus jaga kebersihan lingkungan dan paling penting pola hidup kalau kumuh akan sulit menarik wisatawan masuk,” katanya.

Ahmad Suhaemi, perajin gerabah warga Desa Bumi Jaya mengapresiasi arahan wakil bupati. “Inilah yang kami tunggu-tunggu. Semoga saja dari situ awal kebangkitan kembali  kejayaan gerabah Bumi Jaya,” katanya.

Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang Abdul Gofur mendukung langkah Tatu. “Apa yang disampaikan Bu Tatu diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh SKPD terkait. Memang sudah kewajiban kita turut mendorong pemasaran gerabah Bumi Jaya, apalagi dari segi kualitas sangat bagus dapat mengalahkan gerabah buatan perajin Bali sekalipun,” katanya. (purnama)


Sent from my iPhone

Gerabah Banten Terkenal Hingga Pulau Dewata


Liputan6.com, Serang: Semua pasti mengenal gerabah. Mungkin hal itu berlaku di Desa Bumi Jaya, Ciruas, Serang, Banten. Desa yang berjarak 15 kilometer arah timur dari Kota Serang ini memang sentra industri gerabah Banten. Warga Desa Bumi Jaya secara turun-temurun menjadi perajin gerabah yang handal.

Saat dikunjungi SCTV, belum lama ini, sentra gerabah di Bumi Jaya masih menggunakan alat sederhana. Meski demikian, gerabah yang dihasilkan sangat mengagumkan. Berbagai motif dan bentuk yang tercipta mampu menarik minat pembeli. Harga yang ditawarkan bervariasi tergantung ukuran.

Selain gentong berukuran besar, peralatan dapur juga mendominasi produksi gerabah Bumi Jaya. Keindahannya mampu menembus keluar Banten seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, hingga Pulau Dewata. Tak sedikit hotel berbintang lima memesan gerabah dari desa terpencil ini.(TOZ/Ariel Maranoes)

Dikunjungi Komisi II DPRD Banten, Perajin Gerabah di Bumi Jaya Curhat


Dikunjungi Komisi II DPRD Banten, Perajin Gerabah di Bumi Jaya Curhat
Komisi II DPRD Provinsi Banten mengunjungi pengrajin gerabah di Kampung Kosambi Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang, Rabu (5/8/2015). (Foto: dprd-bantenprov.go.id)
SERANG, (NEWSmedia) – Sejumlah perajin di Kampung Kosambi, Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, berkeluh kesah ke sejumlah anggota DPRD Banten dari Komisi II yang mengunjungi mereka.
Adapun keluhan yang disampaikan para perajin diantaranya perihal adanya sebagian perajin gerabah di desa tersebut yang bekerja di salah satu perusahaan di Provinsi Bali, sehingga mengkibatkan kerajinan gerabah Desa Bumi Jaya semakin merosot. Bahkan bahan baku kerajinan gerabah berupa tanah liat dari Desa Bumi Jaya diproduksi di Bali.
"Hasil produksi gerabah Desa Bumi Jaya yang dikirim ke Bali juga diekspor ke Malaysia, Singapura dan Australia. Akibatnya nama Banten tidak dikenal. Selain itu, gerabah yang dipasarkan di daerah Bogor juga diklaim oleh masyarakat, kalau  gerabahnya dari Bogor, bukan dari Serang," kata Ahmad Suhaimi, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Alam Bumi Anugrah.
Ditambahkan Suhaimi, jumlah perajin gerabah Desa Bumi Jaya sebanyak 250 orang, sedangkan hasil produksi kerajinan gerabahnya antara lain gentong, tempayan, pot bunga, tungku, koui atau wadah bakar emas, kendi, celengan, dan patung.
"Untuk produksi atau pembuatan gerabahnya dilakukan di rumah masing-masing. Kami minta kepada Pemerintah Provinsi Banten mencari jalan keluar atas kendala yang kami hadapi ini," pintanya.
Mengenai bantuan dari Pemerintah, Suhaimi menjelaskan perajin gerabah Desa Bumi Jaya mendapat bantuan gedung dan pengelola tanah dari Pemerintah Provinsi Banten. Sedangkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Serang berupa alat putar produksi gerabah sebanyak 50 unit.
"Kami berharap Pemerintah Provinsi Banten melalui Disperindag menyiapkan sentra pemasaran gerabah Banten di Bali, agar produk gerabah yang beredar di Bali dikenal sebagai produk gerabah dari Banten," harapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Banten, Ratu Ella N Syatibi meminta kepada Disperindag Provinsi Banten mendampingi para perajin dan melakukan pembinaan sehingga produk gerabah Desa Bumi Jaya  yang dipasarkan tidak diklaim daerah lain.
"Disperindag juga harus melakukan koordinasi dengan para pengrajin secara terus menerus, terutama dalam melakukan pemasaran gerabah di daerah lain. Untuk bantuan modal, kami menyarankan kepada pengrajin agar mengajukan pinjaman modal melalui PT Jamkrida Banten," kata Ratu Ella. (Adv)

Profil Desa Bumijaya

Di Desa Bumi Jaya, di kenal dari jaman dulu hingga sekarang dengan sebutan sebagai ‘desa gerabah’ karena, karya seninya yang telah melalangbuana hampir ke seluruh pelosok Nusantara dan negara eropah. Tapi sedikit saja orang yang tahu, keramik yang sering dijadikan interior maupun eksterior hotel-hotel kawasan Anyer, Bali, dan beberapa perumahan elite di Jakarta, ternyata keramik yang digunakan adalah hasil karya tangan-tangan terampil Banten. Secara tidak sadar pula, ibu-ibu rumah tangga yang selama ini akrab dengan gerabah dari tanah liat, yang selalu di pakai untuk menyimpan beras atau mendinginkan air, ternyata tidak jauh di buat dari lokasi mereka tinggal 


Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2014 Desa Bumijaya. All rights resevered. Edited by @yahsya54 | Designed By @yahsya54

Scroll ke atas